Rabu, 09 November 2016

Linguistik Tradisional dan Linguistik Struktural

Linguistik Tradisional dan Linguistik Struktural

Disusun Oleh

Hasil gambar untuk logo universitas nomensen 
Edis Galingging                     16110027
Priscilia Sianturi                    16110028
Bangun Situmorang               16110029
Neva Sitorus                           16110030
Debora Panjaitan                   16110031  
         

Mata Kuliah                  :Linguistik Umum
Dosen Pengasuh            :Elfrida Pasaribu,M.M
Grup                               : A

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas HKBP Nomensen

2016


KATA PENGANTAR


            Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena berkatnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
            Terima kasih kepada ibu Dra.Elfrida Pasaribu,M.M yang telah memberikan tugas ini .
Adapun makalah ini diperbuat untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Linguistik Umum.
            Kiranya makalah ini dapat menambah pengetahuan kami dalam mengikuti mata kuliah Linguistik Umum.
            Syalom,
   Pematangsiantar,  Oktober 2016
   Penulis
1Edis Galingging        16110027
2. Priscilia Sianturi        16110028
3. Bangun Situmorang  16110029
4. Neva Sitorus             16110030
      5. Debora Panjaitan      16110031
           


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Keberadaan bahasa merupakan keniscayaan bagi manusia, karena bahasa merupakan
salah satu pembeda antara hewan dan manusia. Hal ini dikarenakan, hanya manusialah yang memiliki bahasa. Jadi, sudah seharusnya disyukuri apa yang telah dikaruniakan oleh sang pencipta kepada kita, yaitu bahasa. Bahasa sebagai salah satu alat komunikasi menunjukkan peran pentingnya didalam kehidupan manusia. Manusia tanpa bahasa akan menimbulkan pesan yang akan disampaikan menjadi terhambat, dikarenakan tidak adanya kesesuaian atau pemahaman antara penutur dan penutur suatu bahasa. Pemahaman bahasa atau lebih khususnya linguistik kini berperan penting dan menjadi fokus utama agar proses berkomunikasi menjadi lebih mudah.
 Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran dan paham yang dari luar tampak sangat rumit, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer,2003:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik. Salah satunya aliran tradisional yang menganalisis bahasa berdasarkan filsafat daan semantik. Untuk memahami lebih jauh bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional didalam aliran tradisional yang telah melalui masa yang sangat panjang, maka dari itu kita harus mempelajarinya terbentuknya tata bahasa tradisional ini mulai zaman yunani sampai lahirnya linguistik modern sekitar akhir abad ke 19.
Selain linguistik tradisioanal, banyak aliran-aliran linguistik akan menimbulkan permasalahan tersendiri bagi pemahaman dan pengetahuan para pengguna bahasa. Salah satu dari sembilan aliran linguistik adalah aliran linguistik struktural. Linguistik struktural yang merupakan salah satu aliran linguistik yang mengkaji bahasa dari ciri atau sifat khas bahasa. Jika pemahaman akan aliran struktural kurang dipahami oleh pengguna bahasa maupun para peneliti bahasa maka akan menimbulkan kesulitan didalam proses pemahaman aliran-aliran linguistik yang ada khususnya aliran struktural.
Oleh karana itu berdasarkan paparan diatas dan dikarenakan sebagai tugas mata kuliah Linguistik Umum, maka kami membahas mengenai Linguistik Tradisional dan Linguistik Struktural.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Apakah pengertian aliran linguistik tradisional dan aliran linguistik struktural?

2.Bagaimanakah latar belakang munculnya aliran linguistik tradisional dan aliran
    linguistik struktural?

3.Apakah ciri-ciri aliran tradisioanal dan aliran  linguistik struktural?

4.Siapakah tokoh aliran tradisional dan aliran linguistik struktural?

5.Apakah keunggulan dan kelemahan dari aliran tradisional dan aliran
 linguistik struktural?
1.3  Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mendeskripsikan pengertian aliran linguistik tradisional aliran linguistik struktural?

2.    Mendeskripsikan latar belakang munculnya aliran linguistik tradisioanal dan aliran   
           linguistik struktural?

3.      Mendeskripsikan ciri-ciri aliran tradisional dan aliran  linguistik struktural?

4.      Mendeskripsikan tokoh aliran tradisional dan aliran linguistik struktural?

5.    Mendeskripsikan keunggulan dan kelemahan dari aliran linguistik tradisional
     dan aliran linguistik struktural?



BAB II
ISI

2.1 Linguistik Tradisional
Aliran linguistik tradisioanl sama dengan aliran fungsional yaitu kumpulan-kumpulan
Penjelasab dan aturan gramatik yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun lalu. Istilah tradisional dalam linguistik sering dipertentangkan dengan istilah struktural. Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik, sedangkan tata bahasa structural menganalisis bahasa berdasarkan struktur dan ciri-ciri formal yang ada dalam bahasa. Dalam merumuskan kata kerja misalnya tata bahasa tradisional mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian, sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang berdistribusi dengan frase “dengan…”. Bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan akan dibicarakan berikut ini :

1.      Zaman Yunani ( abad ke 2-5 SM)
 Studi bahasa pada zaman yunani memounyai sejarah yang sangat panjang, yaitu dari lebih
kurang abad ke-5 SM. Sampai lebih kurang abad ke-2 M. jadi, kurang lebih sekitar 600 tahun. Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan para linguis pada waktu itu adalah (1) pertentangan antara fisis dan nomos, dan (2) pertentangan antara analogi dan anomali.
Beberapa kaum atau tokoh yang mempuyai peranan besar dalam studi pada zaman yunani yaitu :
1.1  Sophis
     Muncul pada abad ke-5 sebelum masehi mereka terkenal dalam studi bahasa, antara lain:
a)      Melakukan kerja secara empiris.
b)      Melakukan kerja secara pasti dengan mengunakan ukuran-ukuran tertentu.
c)       Sangat mementingkan petorika dalam studi bahasa.
d)     Membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna.
Salah seorang tokoh sophis, phytagoras membagi kalimat menjadi kalimat narasi   tanya, kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, do’a dan undangan. Tokoh lain Gorgias menbicarakan gaya bahasa.


1.2 Plato (429-347 Sebelum Masehi )
Dalam studi bahasa terkenal karena:
a)      Memperdebatkan analogi dan anomali bukunya diolog, juga mengemukakan masalah bahasa alami dan bahasa konvensial.
b)      Menyadarkan batasan bahasa yang berbunyi: bahasa adalah meyatakan pikiran manusia dengan perantara onomata dan rhemata.
c)      Orang yang pertama kali membedakan kata dalam onoma dan rhema. Onoma ( bentuk tunggalnya onomata ) berarti nama dalam sehari-hari nomina, nominal dalam istilah bahasa, subjek dalam hubungan subjek logis, sedangkan rhema berarti ucapan sehari-hari, verba dalam istilah bahasa, prediket dalam hubungan predikat logis keduanya merupakan anggota logis,yaitu kalimat atau klausa.
1.3  Aristoteles (384-322 Sebelum Masehi)
Dalam studi bahasa terkenal karena:
a)      Menambahkan satu kelas lagi yaitu syndesmoi. Menurutnya ada tiga macam kelas kata yaitu onoma, rhema,dan syndesmoi. Syndesmoi yaitu kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam hubung sintaksis (sama dengan reposisi dan konjungsi);
b)      Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi tiga yaitu, maskulin feminin, dan neutrum.
1.4  Kaum Stoik (abad ke 4 Sebelum Masehi)
Adalah kelompok ahli filsafat yang berkembang pada permula abake-4 SM, terkenal karena:
a)      Membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa.
b)      Menciptakan istilah-istilah kuhsus untuk studi bahasa.
c)      Membedakan komponen utama dan studi bahasa yaitu 1.tanda, simbol,sign atau semainon 2.makna, apa yang disebut semainomen atau lekton 3.hal-hal di luar bahasa yakni benda atau situasi
d)      Membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian dari fonologi tetapi tidak bermakna dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang mengandung makna.
e)      Membagi jenis kata menjadi empat, yaitu kata benda, kata kerja, syndesmoi dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan jumlah.
f)       Membedakan adanya kata kerja komplet dan kata kerja tidak komplet, serta kata kerja aktif    dan  kata kerja pasif.

1.5  Kaum Alexanrian
Kaum alexandrian menganut paham analogi dalam studi bahasa, dari mereka kita mewarisi
sebuah buku tata bahasa yang bisebut tata bahasa dionysius thrax .Buku itu sering disebut tata bahasa tradisonal jadi cikal bakal tata bahasatradisonal berasal dari buku dionysius thrax.


2.      Zaman Romawi ( abad ke 2-5 SM)
 Studi bahasa pada zaman romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman yunani, sejarah jatuhnya Yunani, dan munculnya zaman Romawi:
Ø  Varro dan “de lingua latina
dalam buku De Lingua Latina, Varro masih memperdebatkan masalah analogi dan anomali buku ini dibagi dalam bidang-bidang etimologi,morfologi dan sintaksis.
·         Etimologi, adalah cabang lingustik yang meyelidiki asal usul kata beserta artinya, dan  perubhan bunyi misalnya, kata duellum menjadi belum yang artinya perang. perubahan makna misalnya kata hostis yang semula berarti orang asing kemudian menjadi musuh.
·         Morfologi, adalah cabang lingustik yang mempelajari kata dan pembentukannya menurut Varro kata adalah bagian dari ucapan tidak dapat dibedakan lagi, yang nerupakan bentuk minimum. Varro membagi tiga kelas kata latin dalam empat bagian,yaitu :
1)      Kata benda, termasuk kata sifat yakni kata yang berinfleksi kasus
2)      Kata kerja, kata yang membuat peryatan yang berinfleksi tense 
3)      Partisipel, kata yang menghubungkan (dalam sintaksis kata benda dan kata kerja) berinfleksi kasus dan tense
4)      Adverbium, kata yang mendukung (anggota bawah dari kata kerja) tidak berinfleksi.

Tentang kasus dalam bahasa latin menurut Varro ada enam, yaitu: 1. nominativus, yaitu bentuk primer atau pokok; 2.  genetivus, yaitu bentuk yang menyatakan kepunyaan; 3.  dativus, yaitu bentuk yang menyatakan menerima; 4. akusativus, yaitu bentuk yang menyatakan objek; 5.  vokatikus, yaitu bntuk sebagai sapaan atau panggilan; dan 6. ablativus, yaitu bentuk yang menyatakan asal.
v  Institutiones Grammaticae atau Tata Bahasa Priscia
Buku ini sangat penting karena :
1)      merupakan buku tata bahasa latin yang paling lengkap yang dituntukan oleh  pembicarakan aslinya
2)      teori-teori tata bahasanya merupakan tonggak-tonggak utama pembicaran bahasa secara tradisonal.
Berapa segi yang dibicarakan dalam buku ini:
·         fonologi, dalam bidang ini pertama-tama dibicarakan tulisan atau huruf yang disebut “litterae”.Litterae adalah bagian terkecil dari bunyi yang dapat dituliskan.nama huruf-huruf itu disebut figuerae, sedangkan nilai bunyi itu disebut potestas.
·         morfologi, dalam bidang ini dibicarakan mengenai dictio atau kata. Kata adalah bagian yang minimum dari sebuah ujaran dan harus diartikan terpisah dalam makna sebagai satu-kesatuan.
·         sintaksis, membicarakan tata susun kata yang berseleras dan menunjukan kalimat itu selesai.

3.        Zaman Pertengahan
Yang dibicarakan dalam studi bahasa pada zaman ini antara lain :
§  Peranan Kaum Modistae
masih membicarakan pertentang fisis dan nomos dan pertentangan antara analogi dan anomali. Mereka menerima konsep analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat leguler dan bersifat unversal.
§  Tata Bahasa Spekulativa
menurut tata bahasa spektulativa kata tidak secara langsung  mewakili alam dari benda yang ditunjuk. Kata hanya mewakili hal adanya benda itu dalam berbagai cara, modus, substansi, aksi, kualitas, dan sebagainya.
§  Perus Hispanus
             Perannya dalam linguistik :
a)      Memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa. Membedakan antara signifikasi utama dan konsignifikasi yaitu pembedaan pengertian pada bentuk akar dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan-imbuhan.
b)      Membedakan nomen atas dan macam, yaitu nomen substan tivum dan nomen adjectivum.
c)      Membedakan partes dan orationes categoremetik dan syntategorematik.

4.      Zaman Renaisans
Dianggap sebagai zaman pembukaan abad  pemikiran abad modern. Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans yang menonjol:
1)      Penguasaan bahasa oleh sarjana-sarjana pada waktu itu (Latin, Yunani, Ibrani, Arab)
2)      Selain bahasa Yunani, Latin, Ibrani, dan Arab, bahasa-bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa, dan malah juga perbandingan.
Bahasa Ibrani dan bahasa Arab banyak di pelajari orang pada akhir abad pertengahan. Kedua bahasa itu diakui resmi pada akhir abad ke-14 di Universitas Paris. Linguistik Arab berkembang pesat karena kedudukan bahasa Arab sebagai bahasa Kitab Suci agama Islam, yaitu Qur’an, menurut pendapat kebanyakan Ulama Islam tidak boleh di terjemahkan ke dalam bahasa lain.
    Ada 2 aliran Linguistik Arab:
1)      Aliran Basra (mendapat pengaruh konsep dari zaman Yunani)
2)      Aliran Kufah (menganut paham anomali)

5.        Menjelang Lahirnya Linguistik Modern
Ferdinand de Saussure dianggap sebagai bapak Linguistik Modern. Masa antara lahirnya linguistik modern dengan masa berakhirnya zaman reneisans ada satu tonggak yang sangat penting dalam sejarah studi bahasa. Tonggak yang dianggap sangat penting itu adalah dinyatakannya adanya hubungan kekerabatan antara bahasa sansekerta dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa Jerman lainnya.
2.2  Ciri-ciri Linguistik Tradisional
a.       Bahasa itu universal
b.      Kajian bahasa bertujuan menemukan kaidah-kaidah berpikir
c.       Tujuan belajar bahasa ialah kemampuan intelektual
d.      Bahasa induk atau Protobahasa ialah Latin dan Gerik
e.       Tata bahasa itu universal
f.       Kalimat ialah seperangkat kata-kata yang mengandung pikiran yang lengkap dan bermakna utuh
g.       Perbedaan bahasa itu hanya kekecualian
h.      Kalimat dapat dianalisis dalam bentuk subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan berdasarkan fungsi-fungsi logikanya
i.        Terdapat 10 kategori jenis kata yaitu kata; benda kerja, keadaan, keterangan, ganti, bilangan, depan, sambung, sandang, dan seru

2.3   Keunggulan dan Kekurangan Linguistik Tradisional

KEUNGGULAN
KEKURANGAN
1.      1. Lebih tahan lama karena bertolak dari pola pikir filsafat
1 . Belum membedakan bahasa dan tulisan sehingga pengertian bahasa dan tulisan masih kacau
2.      2. Keteraturan penggunaan bahasa sangat dibanggakan karena berkiblat pada bahasa baku
2 . Teori ini tidak menyajikan kenyataan bahasa yang kemudian dianalisis dan disimpulkan
3.      3. Mampu menghasilkan generasi yang mempunyai kepandaian dalam menghafal istilah karena aliran ini senang bermain dengan defenisi  
3 . Pemakaian bahasa berkiblat pada pola/kaidah sehingga meskipun pandai dalam teori bahasa tetapi tidak mahir dalam berbahasa di masyarakat
4.      4. Menjadikan para penganutnya memiliki pengetahuan tata bahasa karena pemakaian bahada berkiblat pada pola atau kaidah
4 . Level gramatikalnya belum rapi karena hanya ada 3 level yaitu : huruf, kata, dan kalimat
5.      5. Aliran ini memberikan kontribusi besar terhadap pergerakan prinsip yang benar
5 . pemerian bahasa menggunakan pola bahasa latin yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia

6 . Permasalahan tata bahasa masih banyak didominasi oleh permasalahan jenis kata (Part of speech), sehingga ruang lingkup masalah masih sangat sempit

7 . Objek kajian hanya sampai level kalimat sehingga tidak komunikatif

2.4 Linguistik Struktural atau Modern
Abdul chaer (2007:346) menyatakan bahwa linguistik struktural ialah aliran yang berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimilki bahasa itu.
Aliran struktural adalah sebutan yang diberikan pada paham bahasa yang berlandaskan pada pemikiran Behavioristik. Jadi dengan didasari kepada paham behavioristik hakikat bahasa itu dipandang dari perwujudan lahiriahnya, jadi di dalam taksonomi gramatika disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem, frasa, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat.
Teori Behavioristik merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Paham behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain paham behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam suatu kegiatan belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kebiasaan yang dikuasai oleh individu.
Dari pengertian aliran struktural di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran struktural atau behavioristik adalah salah satu aliran linguistik yang mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas dari bahasa itu sendiri.




2.5  Tokoh Aliran Struktural
1.      Ferdinand de Sasussure
Ferdinand de Sasussure dilahirkan di Swiss pada tanggal 26 November 1857. Beliau kuliah di Leipzig, dan kemudian di Universitas Paris. Buah pikirannya tentang ilmu bahasa dikumpulkan dan dibukukan oleh murid-muridnya yang diterjemahkan dengan judul Cours de Linguistique Generale.
Berikut adalah hasil dari buah pikiran Ferdinand de Sasussure berdasarkan buku Abdul Chaer (2012: 346) dan Maksan & Ermanto (2011: 13).
a)      Telaah Sinkronik dan Diakronik
Menurut Chaer (2012: 347), yang dimaksud dengan telaah bahasa secara sinkronik adalah mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu saja. Sedangkan telaah bahasa diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa, atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan oleh penuturnya. Maksan & Ermanto (2011: 14) menambahkan, pemisahan telaah bahasa secara sinkronik dan diakronik dianggap sangat baru sewaktu zaman Sasussure. Lain halnya dengan sekarang, pemisahan tersebut sudah di anggap wajar.
Berdasarkan teori di atas, dapat saya pahami bahwa dulunya tidak ada pemisahan telaah bahasa secara sinkronik dan diakronik. Saussure kemudian mengemukakan studi tersebut, yang berfungsi untuk membedakan kajian bahasa berdasarkan waktu.
b)      La Langue dan La Parole
Chaer (2012: 347) menjelaskan, la langue adalah sistem tanda yang yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara anggota masyarakat yang sifatnya abstrak. Sedangkan la parole adalah pemakaian langue oleh masing-masing anggota masyarakat yang sifatnya konkret. Parole adalah wujud bahasa yang konkret dan dapat diteliti. Maksan & Ermanto (2011: 13) menjelaskan bahwa la parole adalah manifestasi bahasa secara individual. Parole adalah apa yang diucapkan oleh masyarakat. Selain la langue dan la parole, juga ada le langage. Langage adalah  bahasa dalam pengertian umum, sebagai alat komunikasi.
Berdasarkan uraian di atas, saya menyimpulkan bahwa terdapat tiga komponen yang saling berkaitan dalam kajian ini. Yaitu la langue, la parole, dan le langage. Ketiganya adalah bahasa dalam pengertian yang berbeda dan memiliki kedudukannya masing-masing. Langue merupakan bahasa tertentu yang digunakan seseorang. Parole adalah ujaran untuk menyampaikan bahasa itu sendiri. Sedangkan langage adalah bahasa secara menyeluruh.
c)      Signifiant dan Signifie
Menurut Chaer (2012: 348), signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran kita. Sedangkan signifie adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita.
Dari teori di atas, saya dapat memahami bahwa signifiant adalah kesan dalam pikiran yang muncul kita saat mendengar oleh orang lain mengucapkan sesuatu. Sedangkan signifie adalah pengertian yang ditangkap oleh pikiran kita.
d)     Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik
Menurut Chaer (2012: 349), yang dimaksud dengan hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear. Sedangkan yang dimaksud dengan hubungan paradigmatik adalah hubungan yang terdapat dalam unsur-unsur suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.
Maka, dapat saya simpulkan bahwa dalam hubungan sintagmatik, unsur-unsur pada sebuah ujaran harus berurutan. Jika tidak berurutan, ujaran tersebut bisa tidak bermakna. Sedangkan pada hubungan paradigmatik, unsur-unsur yang berbeda ataupun sama saling membentuk ujaran satu sama lain.

2.      Franz Boas
Franz Boas adalah ahli Geografi kelahiran Jerman. Ia adalah orang Amerika pertama yang menerapkan teori-teori bahasa terhadap bahasa-bahasa yang berbeda di luar benua Eropa. Ia meneliti bahasa-bahasa Indian di Amerika. Maksan & Ermanto (2011: 17) mengatakan, hasil penelitian Franz Boas memberikan kesimpulan bahwa bahasa harus dipelajari dengan memperhatikan struktur bahasa itu sendiri. Struktur bahasa yang satu tidak sama dengan struktur bahasa yang lain. Boas memfokuskan penelitiannya pada la parole.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat saya simpulkan bahwa struktur bahasa penting untuk dipelajari karena struktur itulah yang membedakan satu bahasa dengan bahasa yang lain. Jika kita ingin menguasai suatu bahsa, maka sangat penting untuk mempelajari strukturnya.
3.      Edward Sapir
Edward Sapir adalah murid Franz Boas, yang pada mulanya seorang ahli antropologi dan akhirnya tertarik pada ilmu bahasa.
Maksan & Ermanto (2011: 17) menjabarkan tipologi bahasa Edward Sapir yang dibagi atas empat macam, sebagai berikut:
a)      Bahasa Isolasi, yakni bahasa yang tiap-tiap unsurnya bebas, tidak terikat.
b)      Bahasa Aglutinasi, yakni bahasa yang elemen-elemen terikatnya ditempel-tempelkan.
c)      Bahasa Polisitetik, yakni bahasa yang elemen semantik pentingnya berupa bentuk terikat.
d)     Bahasa Infleksi, yakni bahasa yang kata-katanya mengenal perubahan dalam bentuk infleksi.
Dapat saya simpulkan bahwa Edward Sapir membagi kajian bahasanya berdasarkan keterikatan unsur bahasa dan perubahan bentuknya.
4.      Leonard Bloomfield
Bloomfield adalah orang pertama yang menjadikan ilmu bahasa otonom dan ilmiah. Bloomfield sangat dipengaruhi oleh aliran Empirisme/Behaviorisme, yang mengkaji hal-hal nyata saja seperti tingkah laku yang kasat mata. Dari data kebahasaan yang ditemuinya di lapangan secara empiris itu, Bloomfield mengambil suatu generalisasi yang menjadi kaidah ilmu bahasa sebagai kesimpulan akhirnya.
Maksan & Ermanto (2011: 18) menjabarkan beberapa hal yang dikemukakan oleh Bloomfield sebagai berikut:
a.              Peminjaman
b.             Masyarakat Bahasa
Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang menggunakan suatu bahasa untuk berkomunikasi dalam kegiatan sehari-hari.
c.              Immediate Constituent
Immediate constituent adalah konstituen yang secara langsung membentuk suatu konstruksi.
d.             Fonem
e.              Morfem
Berdasarkan uraian di atas, saya setuju dengan uraian dari Maksan & Ermanto karena jelas dan sesuai dengan empirisme. Teori-teori tersebut dapat disesuaikan dengan kenyataan yang bisa kita temui sehari-hari, dan sesuai dengan teori yang saya pelajari sebelumnya.
5.      Preskriptif dan Deskriptif
Menurut Maksan & Ermanto (2011: 22), sifat preskriptif ialah saat menganalisis bahasa, para ahli bahasa cenderung mempertahankan kaidah bahasa yang berlaku. Sedangkan sifat deskriptif artinya para pakar atau peneliti bahasa mendeskripsikan segenap gejala bahasa yang digunakan oleh masyarakat.
Dapat saya simpulkan bahwa sifat preskriptif akan membantu peneliti agar tidak melenceng dalam menganalisa bahasa sesuai dengan kaidah yang sudah berlaku sejak lama. Namun, peneliti tidak pula terpaku pada kaidah yang berlaku sejak lama, karena zaman akan berubah-ubah.Maka, penggunaan sifat deskriptif berguna untuk melihat perkembangan bahasa itu sendiri. Sehingga nantinya akan ada revisi atau penyesuaian bahasa oleh para pakar.
2.6  Ciri-ciri Aliran Struktural
Soeparno (2002: 48) menjabarkan ciri-ciri aliran struktural sebagai berikut:
1.    Berlandaskan pada paham behaviourisme.
Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap (stimulus-respon).
2.    Bahasa berupa ujaran.
Ciri ini menunjukkan bahwa hanya ujaran saja yang termasuk dalam bahasa. dalam pengajaran bahasa teori struktural melahirkan metode langsung dengan pendekatan oral. Tulisan statusnya sejajar dengan gestur.
3.    Bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifiant) yang arbitrer dan
       konvensional.
Berkaitan dengan ciri tanda, bahasa pada dasarnya merupakan paduan dua unsur yaitu signifie dan signifiant. Signifie adalah unsur bahasa yang berada di balik tanda yang berupa konsep di balik sang penutur atau disebut juga makna. Sedangkan signifiant adalah wujud fisik atau hanya yang berupa bunyi ujar.
4.    Bahasa merupakan kebiasaan (habit)
Berdasarkan sistem habit, pengajaran bahasa diterapkan metode latihan danpraktik yakni suatu bentuk latihan yang terus menerus dan berulang-ulang sehingga membentuk kebiasaan.
5.    Kegramatikalan berdasarkan keumuman.
6.    Level-level gramatikal ditegakkan secara rapi.
Level gramatikal mulai ditegakkan dari level terendah yaitu morfem sampai level tertinggi berupa kalimat. Urutan tataran gramatikalnya adalah morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat. Tataran di atas kalimat belum terjangkau oleh aliran ini.
7.    Analisis dimulai dari bidang morfologi.
8.    Bahasa merupakan deret sintakmatik dan paradigmatik
9.    Analisis bahasa secara deskriptif.
10.  Analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung.
Unsur langsung adalah unsur yang secara langsung membentuk struktur tersebut. Ada empat model analisis unsur langsung yaitu model Nida, model Hockett, model Nelson, dan model Wells.

2.7  Aliran Struktural
Abdul chaer (2007:346-359) mengatakan bahwa  linguistik struktural  berusaha mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Pandangan ini adalah sebagai akibat dari konsep-konsep atau pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa yang dikemukakan oleh Bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand de Saussure.
Teori ini berlandaskan pola pikir behaviouristik. Aliran ini lahir pada awal abad XX yaitu pada tahun 1916. aliran ini lahir bersamaan dengan lahirnya buku ”Course de linguistique Generale” karya Saussure yang juga merupakan pelopor aliran ini. Ia dikenal sebaga Bapak Strukturalisme dan sekaligus Bapak Linguistik Modern. Tokoh-tokoh yang merupakan penganut teori ini adalah : Bally, Sachahaye, E. Nida, L. Bloomfield, Hockett, Gleason, Bloch, G.L. Trager, Lado, Hausen, Harris, Fries, Sapir, Trubetzkoy, Mackey, jacobson, Joos, Wells, Nelson.
Linguistik strukturalis  memiliki beberapa  aliran, yaitu :
a.    Aliran Ferdinand de Saussure
b.    Aliran Praha
c.    Aliran Glosematik
d.    Aliran Firthian
e.    Aliran Linguistik Sistemik
f.    Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
g.    Aliran Tagmemik
a.    Aliran Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique Generale yang disusun dan diterbitkan oleh Charles Bally dan Albert Sechehay tahun 1915.
Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep :
1). Telaah Sinkronik dan Diakronik
2). Perbedaan La Langue dan La Parole
3). Perbedaan Signifiant dan Signifie
4). Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik
b.    Aliran Praha
Aliran Praha terbentuk pada tahun 1926 atas prakarsa salah seorang tokohnya, yaitu Vilem Mathesius(1882-1945). Tokoh-tokoh lainya adalah Nikolai S. Trubetskoy, Roman Jakobson, dan Morris Halle. Pengaruh mereka sangat besar disekitar tahun 30an, terutama dalam bidang fonologi.
c.    Aliran Glosemik
Aliran Glosemik lahir di Denmark. Aliran ini dikembangkan oleh, Louis Hjemslev(1899-1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de Saussure. Namanya menjadi terkenal karena usahanya untuk membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan peralatan, metodologis dan terminologis sendiri.
Analisis bahasa dimulai dari wacana, kemudian ujaran dianalisi atas konstituen-konstituen yang mempunyai hubungan paradigmatik. Menurut Hjemslev suatu teori bahasa itu harus tepat , maksudnya harus memenuhi syarat untuk diterapkan pada data empiris tertentu, yaitu bahasa. Sedangkan teori itu agar dapat dipakai secara empiris haruslah konsisten, tuntas, dan sederhana.
Menurut Hjemslev yang sejalan dengan pendapat de Saussure menganggap bahasa itu mengandung dua segi yaitu segi ekspresi (menurut de Saussure; signifiant) dan segi isi (menurut de Saussure; signifie). Segi ekspresi yaitu segi dimana suatu bahasa dilihat dari proses pengungkapan atau pernyataan. Sedangkan segi isi yaitu segi dimana bahasa dilihat dari apa yang dikandung daripada bahasa itu sendiri.
d.    Aliran Firthian
Aliran ini diprakarsai oleh John R. Firth (1890-1960). Beliau adalah guru besar di Universitas London yang terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Karena itulah, aliran yang dikembangkannya dikenal dengan nama Aliran Prosodi; tetapi di samping itu dikenal pula dengan nama Aliran Firth, atau Aliran Firthian, atau Aliran London.
Fonologi Prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Ada tiga macam pokok prosodi, yaitu:
1.  Prosodi yang menyangkut gabungan fonem, seperti :
a) struktur kata,
b) struktur suku kata,
c) gabungan konsonan, dan
d) gabungan vokal.
2.  Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda.
3. Prosodi yang realisasinya melampaui satuan yang lebih besar daripada fonem-fonem suprasegmental.
Selain mengungkapkan teori prosodi, Firth juga mengungkapkan pandangan mengenai bahasa. Dalam bukunya yang berjudul The Tongues  of Man and Speech (1934) dan Papers in Linguistics (1951) Firth berpendapat bahwa telaah bahasa harus memperhatikan komponen sosiologis yaitu komponen tentang perkembangan masyarakat. Tiap tutur harus dikaji dalam konteks situasinya, yaitu orang-orang yang berperan dalam masyarakat, kata-kata yang mereka ungkapkan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan masyarakat.
e.    Aliran Linguistik Sistemik
Aliran ini diperkenalkan oleh salah seorang murid Firth yang mengembangkan teori Firth mengenai bahasa, khususnya yang berkenaan dangan segi masyarakat bahasa, yaitu M.A.K. Halliday. Sebagai penerus Firth dan berdasarkan karangannya Categories of the Theory of Grammar, maka teori yang dikembangkan oleh Halliday dikenal dengan nama Neo-Firthian Linguistics atau Skala dan Kategori Linguistik. Namun, kemudian ada nama baru, yaitu Systemic Linguistics atau Linguistik Sistemik.
f.        Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Nama Leonard Bloomfield(1877-1949) sangat terkenal karena bukunya yang berjudul Language (terbit pertama tahun 1933), dan selalu dikaitkan dengan aliran struktural Amerika. Nama stukturalisme lebih dikenal dan menyatu kepada nama aliran linguistik yang dikembangkan oleh Bloomfield dan kawan-kawannya di Amerika. Aliran ini berkembang pesat di Amerika pada tahun 30-an sampai akhir tahun 50-an.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran ini, antara lain :
1) Pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diperikan atau dijelaskan. oleh karena itu, Bloomfield dan kawan-kawan ingin memerikan bahasa-bahasa Indian itu.
2) Oleh karena adanya iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme Bloomfield dalam memerikan bahasa aliran struturalisme ini selalu mendasarkan penjelasannya pada fakta-fakta objektif yang dapat dicocokkan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati.
3) Adanya hubungan yang baik antara para linguis-linguis itu, karena adanya persatuan linguis-linguis Amerika, yang menerbitkan majalah  Language, yaitu tempat melaporkan hasil kerja mereka.
Salah satu yang menarik dan merupakan ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk menjelaskan atau memerikan suatu bahasa. Pendekatannya bersifat empirik, yaitu sesuai dengan apa yang dialami oleh para linguis.
Aliran strukturalis yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi, atau aliran Bloomfieldian atau post-Bloomfieldian, karena bermula atau bersumber pada gagasan Bloomfield. Disebut aliran taksonomi karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.
g.    Aliran Tagmemik
Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Pike, seorang tokoh linguistik, yang mewarisi pandangan-pandangan Bloomfield, sehingga aliran ini juga bersifat strukturalis. Menurut aliran ini satuan dasar dari  sintaksis adalah tagmem ( kata ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘susunan’).
Tagmem adalah korelasi atau hubungan timbal balik antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut.

2.8  Analisis Bahasa
Linguistik struktural berusaha mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Hal ini merupakan kaibat dari konsep-konsep atau pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa yang dikemukakan oleh bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand de Saussure.
A.      Ferdinand de Saussure (1857 – 1913)
1. Telaah sinkronik dan diakronik
a.    Telaah bahasa sinkronik adalah mempelajari  suatu  bahasa  pada  suatu  kurun  waktu tertentu saja. Contoh: Mempelajari Bahasa Indonesia yang digunakan pada zaman Jepang.
b.    Telaah bahasa diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan oleh penuturnya.Jadi, kalau mempelajari Bahasa Indonesia secara diakronik harus menelaah bahasa yang dimulai sejak zaman Sriwijaya sampai zaman sekarang.
2.  Perbedaan langue dan parole
a.    La langue adalah keseluruhan  sistem  tanda  yang  berfungsi  sebagai  alat komunikasi verbal antara anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak.
b.    La parole adalah pemakaian atau releasi langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa. Sifatnya konkret karena parole tidak lain dari realitas fisis yang berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain. Jadi, dalam hal ini yang menjadi objek telaah linguistik adalah langue yang dilakukan melalui parole, karena parole itu merupakan wujud bahasa yang konkret
3.  Perbedaan signifiant dan signifie
a.    Signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran kita.
b.    Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita Jadi, signifie itu adalah maknanya, sedangkan signifiant itu adalah bunyi bahasanya dalam bentuk urutan fonem-fonem tertentu
4.  Hubungan sintagmatik dan paradikmatik
a.    Hubungan sintagmatik adalah  hubungan antara  unsur-unsur  yang  terdapat  dalam  suatu  tuturan,  yang tersusun secara berurutan, bersifat linear. Hubungan sintagmantik ini terdapat dalam tataran fonologi, morfologi maupun sintaksis.
  Pada tataran fonologi tampak pada urutan fonem-fonem pada sebuah kata yang tidak dapat diubah tanpa merusak makna itu, apabila kata itu diubah urutan fonem-fonemnya maka akan berubah maknanya atau tidak bermakna sama sekali.Ø
Contoh:   k  i  t  a
                             k      i      a      t
                             k      a      t      i
                             k      a      i      t
                             i      k      a      t
  Pada tataran morfologi tampak pada urutan morfem-morfem pada suatu  kata, yang juga tidak dapat diubah tanpa merusak makna dari kata tersebut. Ada kemungkinan maknanya berubah tetapi ada kemungkinan pula tak bermakna sama sekali.Ø
Contoh:   Kata segitiga tidak sama dengan tigasegi
                                           Kata barangkali tidak sama dengan kalibarang
  Pada tataran sintaksis tampak pada urutan kata-kata yang mungkin dapat diubah, tetapi mungkin juga tidak dapat diubah tanpa mengubah makna kalimat tersebut, atau menyebabkan tak bermakna sama sekali.Ø
Contoh:   - Urutan katanya bisa diubah tanpa mengubah makna kalimat:
                                             Hari ini barangkali dia sakit
                                             Barangkali dia sakit hari ini
- Urutan katanya diubah menyebabkan makna kalimatnya berubah:
Nita melihat Dika
Dika melihat Nita
a.    Hubungan paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan. Hubungan paradigmatik dapat dilihat dengan cara substitusi, baik pada tataran:
è Fonologi
Contoh: Hubungan antara bunyi /r/,/k/,/b/,/m/, dan /d/ yang terdapat pada kata-kata rata, kata, bata, mata dan data.
       Morfologi
Contoh: Hubungan antara prefiks me-, di-, pe- dan te- yang terdapat pada kata-kata merawat, dirawat, perawat dan terawat.
è Sintaksis
 Contoh: Hubungan antara kata-kata yang menduduki fungsi subjek, predikat dan objek.
Contoh:Ali membaca koran; Dia memakai baju; Ani  makan  kue
B.   Aliran Praha
         Struktur formal menyangkut unsur-unsur gramatikal kalimat tersebut, yaitu subjek dan predikat gramatikalnya.
Contoh subjek gramatikal yang berada didepan objek:
ü  Nenek melirik Kakek
(Nenek adalah subjek gramatikal, sedangkan Kakek adalah objek gramatikal).
                   Struktur informasi menyangkut situasi faktual pada waktu kalimat itu dihasilkan, struktur informasi menyangkut unsur tema dan rema. Tema adalah apa yang dibicarakan, sedangkan rema adalah apa yang dikatakan mengenai tema.
ü  This argument I can’t follow
(this argument adalah tema/subjek psikologis, sedangkan I adalah rema/objek psikologis)







2.9   Keunggulan dan Kekurangan Linguistik Struktural

KEUNGGULAN
KEKURANGAN
6.      1 . Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem
1. bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan secara tegas
7.      2. Metode drill dan practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan
2. Metode drill dan practice sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dan sangat menjemukan
8.      3. Kriteria kegramatikal berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyarakat awam
3. Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia bukan mesin
9.      4. Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat
4. Kegramatikalan berdasarkan kriteria keumuman, suatu kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum
10.  5. Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data
5. Faktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis bahasa

6. Objek kajian terbatas sampai level kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif


  






















4 komentar:

  1. sangat bermanfaat. terimakasih

    BalasHapus
  2. terima kasih kak ilmunya... saran saja kak, mungkin bisa ditambahkan referensinya ya.

    BalasHapus
  3. Where to buy titanium trim | TITIAN ART - TITIAN ART
    Find our ford edge titanium 2019 full TITIAN ART website apple watch titanium vs aluminum at TITIAN ART. Discover titanium network surf freely our selection of titanium vs ceramic flat iron unique ceramic-arts and print-your-own designs in our iron titanium token website.

    BalasHapus